Makan Malam Bikin Berat Badan Naik
A
A
A
LONDON - Menyantap makanan di malam hari bisa memicu kenaikan berat badan. Sementara, puasa selama paling tidak 12 jam tampaknya mengubah pembakaran lemak di dalam tubuh.
Kesimpulan ini diambil para periset yang mempelajari efek makan malam terhadap tikus. Bahkan ketika diberi jumlah kalori yang sama, tikus yang makan sepanjang hari bertambah gemuk.
Tim periset asal Amerika Serikat (AS) itu menyatakan berencana melakukan uji coba terhadap manusia untuk melihat efek makan malam langsung pada tubuh seseorang.
Selama kajian itu, tim periset mengkaji sekitar 400 tikus yang diberi diet tinggi gula atau lemak atau keduanya atau diet normal pada periode waktu berbeda.
Secara keseluruhan, tikus yang hanya diberi makan selama 9—12 jam tak terlalu bertambah berat badannya dibanding tikus yang makan makanan dalam jumlah yang sama tapi pada tiap waktu yang mereka inginkan dalam periode 24 jam.
Bahkan ketika tikus-tikus yang dibatasi waktu makannya itu dibiarkan bebas pada akhir pekan dan bisa makan kapan pun mereka mau, berat badannya bertambah tidak terlalu banyak. Ini mengindikasikan diet bisa menahan interupsi sementara.
Sementara, tikus-tikus obesitas yang makan bebas yang dipindahkan ke jadwal makan terbatas mengalami penurunan berat badan 5% meskipun mereka makan kalori dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya.
Periset yakin kunci mengendalikan berat banda bisa jadi adalah berpuasa selama 12 jam tiap 24 jam secara konsisten.
Dalam penelitian itu, berpuasa pada malam hari memiliki efek menguntungkan terhadap gula darah dan kolesterol dan efek balik diabetes terhadap tikus.
Pemimpin kajian itu, Satchidananda Panda, dari Salk Insitute di California, menyatakan, lemak cokelat yang membakar energo pada rata-rata yang lebih tinggi juga teraktivasi dengan pendekatan ini.
Kerja tambahan pada tikus yang dilakukan tim lain memperlihatkan, pembatasan makan hingga separuh hari juga mengubah keseimbangan mikroba di dalam usus yang disebut pakar bisa jadi penting.
“Terungkapnya sistem sirkadian di mikroba usus sekarang menambah dimensi lain pada area riset yang sangat menarik ini,” ujar Perry Barrett dari University of Aberdeen yang melakukan riset terhadap regulasi hasrat makan, seperti dikutip BBC.
Menurut dia, belum banyak kajian terhadap manusia pada area baru nutrisi chrono ini. Tapi, yang telah dilakukan sejauh ini terkonsentrasi pada siklus tidur.
Kesimpulan ini diambil para periset yang mempelajari efek makan malam terhadap tikus. Bahkan ketika diberi jumlah kalori yang sama, tikus yang makan sepanjang hari bertambah gemuk.
Tim periset asal Amerika Serikat (AS) itu menyatakan berencana melakukan uji coba terhadap manusia untuk melihat efek makan malam langsung pada tubuh seseorang.
Selama kajian itu, tim periset mengkaji sekitar 400 tikus yang diberi diet tinggi gula atau lemak atau keduanya atau diet normal pada periode waktu berbeda.
Secara keseluruhan, tikus yang hanya diberi makan selama 9—12 jam tak terlalu bertambah berat badannya dibanding tikus yang makan makanan dalam jumlah yang sama tapi pada tiap waktu yang mereka inginkan dalam periode 24 jam.
Bahkan ketika tikus-tikus yang dibatasi waktu makannya itu dibiarkan bebas pada akhir pekan dan bisa makan kapan pun mereka mau, berat badannya bertambah tidak terlalu banyak. Ini mengindikasikan diet bisa menahan interupsi sementara.
Sementara, tikus-tikus obesitas yang makan bebas yang dipindahkan ke jadwal makan terbatas mengalami penurunan berat badan 5% meskipun mereka makan kalori dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya.
Periset yakin kunci mengendalikan berat banda bisa jadi adalah berpuasa selama 12 jam tiap 24 jam secara konsisten.
Dalam penelitian itu, berpuasa pada malam hari memiliki efek menguntungkan terhadap gula darah dan kolesterol dan efek balik diabetes terhadap tikus.
Pemimpin kajian itu, Satchidananda Panda, dari Salk Insitute di California, menyatakan, lemak cokelat yang membakar energo pada rata-rata yang lebih tinggi juga teraktivasi dengan pendekatan ini.
Kerja tambahan pada tikus yang dilakukan tim lain memperlihatkan, pembatasan makan hingga separuh hari juga mengubah keseimbangan mikroba di dalam usus yang disebut pakar bisa jadi penting.
“Terungkapnya sistem sirkadian di mikroba usus sekarang menambah dimensi lain pada area riset yang sangat menarik ini,” ujar Perry Barrett dari University of Aberdeen yang melakukan riset terhadap regulasi hasrat makan, seperti dikutip BBC.
Menurut dia, belum banyak kajian terhadap manusia pada area baru nutrisi chrono ini. Tapi, yang telah dilakukan sejauh ini terkonsentrasi pada siklus tidur.
(alv)